“Bersusahpayahlah, karena
kenikmatan hidup itu diperoleh melalui susah payah”
Mencari kebahagian dalam kehidupan rumah tangga tak ubahnya mencari
benda kesayangan yang hilang di
rerimbunan semak belukar, atau menuntaskan dahaga dengan meneguk air dikebun yang
dikumpulkan dari tetesan air embun. Sesuatu yang harus, tapi tidak bisa di peroleh dengan bersantai-santai. Namun di situlah letak seni
kebahagiaan dalam rumah tangga, bahkan dalam persepsi umum, juga kebahagiaan
dalam segala hal. Allah berfirman ,”Sesungguhnya di balik sekulitan
pasti terdapat kemudahan dan tidak ada persoalan yang tidak dapat di selesaikan
karena Allah memberikan pencobaan tidak akan melebihi kemampuan manusia”.
Ragam Kesulitan Rumah Tangga
Saat bahtera rumah tanggan
dilepas dipantai pelaminan, suka dan duka kehidupan suami istri mulai dikecap
secara bergantian. Soal kenikmatan dan kebahagiaannya, tidak perlu
diungkapankan lagi. Hanya sepasang pengantin yang sedang dilanda bulan-bulan
kenikmatan yang mampu mengungkapkannya secaralebih hidup dan nyata. Namun saat interaksi mulai berlangsung, saat
kepekaan, emosi dan tingkat intelektualitas mendapat ujian menghadapi batu-batu
sandungan, masing-masing harus lebih mawas diri. Kesabaran mejadi kata kunci
menuju sukses melawan dera masalah. Kesulitan-kesulitan yang mungkin bisa diistilahkan
sebagai bumbu rumah tangga. Bias berpangkal dari banyak hal. Mungkin di
antaranya sebagai berikut:
1.
Perbedaan karakter,
2.
Perbedaan kingkat intelegasia,kadar
intelektualitas dan wawasan bepikir.
3.
Perbedaan usia yang terlalu menyolok
4.
Perbedaan latar belakang pengalaman, status social
dan lingkungan hidup,
5.
Perbedaan pemahaman dan prinsip hidup.
6.
Kurangnya pengalaman interaksi social,
7.
Kesulitan ekonomi,
8.
Cacat dan kekurangan pisik ataupunmental yang
baru kiketahui belakangan.
Diantaranya beberapa faktor
yang bisa menyebabkan terjadinya konflik dalam rumah tangga tersebut, ada yang
bersifat prinsipil sehingga tidak bisa ditolelir, seperti perbedaan prinsip
hidup. Dalam hal ini, harus ada
penyatuan melalui dialog dan pembicaraan dari hati ke hati. Bila tidak mungkin
, bisa menjadi kendala yang tidak akan terselesaikan kecualai dengan cara
perceraian.
Menghindari Badai
Segala persoalan dalam rumah tangga ,sekecil apapun, sering dilihat
sebagai badai laut. Badai itu sudah pasti ada, besar atau kecil kita tidak dituntut
untuk melawan goncangan badai. Badai rumah tangga sereing kali tampil dalam wujud
percecokan antara suami istri. Kalau dibilang bumbu munkin lebih layak dibilang
bumbu yang terlalu pedas. Karena banak nasihat para pendeta, ulama dan
lain-lain yang dipaparkan dalam buku-buku panduan pernikahan untuk mengatasi
terjadinya perselisihan suami istri, diantaranya :
1. Meneliti kembali hak dan kewajiban suami dan
istri. Pemahaman hak dan kewajiban akan memberi kesadaran pada masing-masing
pihak akan kelalaiannya.
2. Meminta nasehat orang tua dan pemuka agama. Orang
tua diperlukan dengan pengalamannya dan pemuka agama dibutuhkan dengan ilmu,
wawasan, dan fatwahnya. Menyelesaikan segala hal dengan keterbatasan diri
sendiri adalah sikap yang tidak baik dan berakibat fatal.
3. Mengoptimalkan kesabaran, bila perlu melatih
diri untuk menjadi lebih penyabar dan tabah menghadapi segala masalah. Didalam hidup
berrumah tangga, kesabaran lebih dibutuhkan daripada sekedar berinteraksi
dengan teman dekat misalnya. Istri, bagi suami adalah belahan jiwa, sehingga
menghadapi istri yang sulit memahami ungkapan dan penjelasannya saja suami
sudah bisa dibikin susah.
4. Menerima dan memaklumi kekurangan, Ibarat pepatah,
“siapa yang mencari kawan tanpa kekurangan, pasti akan hidup tanpa kawan.” Karena
bila kita kecewa terhadap salah satu sikap buruknya pasti kita akan dibuat
terperangah dan senang oleh sifatnya yang lain.
5. Bertobat. Hanya tobat yang tulus yang dapat
membuka pintu hati suami dan istri untuk mengertahui kekurangannya, untuk mau
memperbaiki diri dan menjalankan segala kewajibannya dihadapan Allah dan
terhadap pasangannya.
6. Jangan mendramatisir persoalan. Bila masing-masing
pihak sudah berbaik baikan, akhirilah semua masalah. Bersikaplah lebih baik
dalam menghadapi masalah dan jangan mencari kambing hitam. Berkatalah yang baik
dan menyejukan hati agar pasangan tidak merasa tehina atau direndahkan.
Akhirnya, kebahagiaan sejati
adalah kebahagiaan yang muncul melalui penempaan, gemblengan, dan cobaan. Justru
disitulah letak dari seni hidup di dunia ini.
1 comment:
Thanks guys
Post a Comment