Free Heart Spin 4 Ever Cursors at www.totallyfreecursors.com

Sunday, October 7, 2012

KEBAHAGIAAN SEJATI

“Bersusahpayahlah, karena kenikmatan hidup itu diperoleh melalui susah payah”
Mencari kebahagian dalam kehidupan rumah tangga tak ubahnya mencari benda kesayangan yang hilang  di rerimbunan semak belukar, atau menuntaskan dahaga dengan meneguk air dikebun yang dikumpulkan dari tetesan air embun. Sesuatu yang harus, tapi tidak bisa  di peroleh dengan bersantai-santai. Namun di situlah letak seni kebahagiaan dalam rumah tangga, bahkan dalam persepsi umum, juga kebahagiaan dalam segala hal. Allah berfirman ,”Sesungguhnya di balik sekulitan pasti terdapat kemudahan dan tidak ada persoalan yang tidak dapat di selesaikan karena Allah memberikan pencobaan tidak akan melebihi kemampuan manusia”.


Ragam Kesulitan Rumah Tangga
       Saat bahtera rumah tanggan dilepas dipantai pelaminan, suka dan duka kehidupan suami istri mulai dikecap secara bergantian. Soal kenikmatan dan kebahagiaannya, tidak perlu diungkapankan lagi. Hanya sepasang pengantin yang sedang dilanda bulan-bulan kenikmatan yang mampu mengungkapkannya secaralebih hidup dan nyata. Namun  saat interaksi mulai berlangsung, saat kepekaan, emosi dan tingkat intelektualitas mendapat ujian menghadapi batu-batu sandungan, masing-masing harus lebih mawas diri. Kesabaran mejadi kata kunci menuju sukses melawan dera masalah. Kesulitan-kesulitan yang mungkin bisa diistilahkan sebagai bumbu rumah tangga. Bias berpangkal dari banyak hal. Mungkin di antaranya sebagai berikut:
1.    Perbedaan karakter,
2.    Perbedaan kingkat intelegasia,kadar intelektualitas dan wawasan bepikir.
3.    Perbedaan usia yang terlalu menyolok
4.    Perbedaan latar belakang pengalaman, status social dan lingkungan hidup,
5.    Perbedaan pemahaman dan prinsip hidup.
6.    Kurangnya pengalaman interaksi social,
7.    Kesulitan ekonomi,
8.    Cacat dan kekurangan pisik ataupunmental yang baru kiketahui belakangan.
      Diantaranya beberapa faktor yang bisa menyebabkan terjadinya konflik dalam rumah tangga tersebut, ada yang bersifat prinsipil sehingga tidak bisa ditolelir, seperti perbedaan prinsip hidup. Dalam hal ini,  harus ada penyatuan melalui dialog dan pembicaraan dari hati ke hati. Bila tidak mungkin , bisa menjadi kendala yang tidak akan terselesaikan kecualai dengan cara perceraian.
Menghindari Badai
Segala persoalan dalam rumah tangga ,sekecil apapun, sering dilihat sebagai badai laut. Badai itu sudah pasti ada, besar atau kecil kita tidak dituntut untuk melawan goncangan badai. Badai rumah tangga sereing kali tampil dalam wujud percecokan antara suami istri. Kalau dibilang bumbu munkin lebih layak dibilang bumbu yang terlalu pedas. Karena banak nasihat para pendeta, ulama dan lain-lain yang dipaparkan dalam buku-buku panduan pernikahan untuk mengatasi terjadinya perselisihan suami istri, diantaranya :
1.  Meneliti kembali hak dan kewajiban suami dan istri. Pemahaman hak dan kewajiban akan memberi kesadaran pada masing-masing pihak akan kelalaiannya.
2.  Meminta nasehat orang tua dan pemuka agama. Orang tua diperlukan dengan pengalamannya dan pemuka agama dibutuhkan dengan ilmu, wawasan, dan fatwahnya. Menyelesaikan segala hal dengan keterbatasan diri sendiri adalah sikap yang tidak baik dan berakibat fatal.
3. Mengoptimalkan kesabaran, bila perlu melatih diri untuk menjadi lebih penyabar dan tabah menghadapi segala masalah. Didalam hidup berrumah tangga, kesabaran lebih dibutuhkan daripada sekedar berinteraksi dengan teman dekat misalnya. Istri, bagi suami adalah belahan jiwa, sehingga menghadapi istri yang sulit memahami ungkapan dan penjelasannya saja suami sudah bisa dibikin susah.
4. Menerima dan memaklumi kekurangan, Ibarat pepatah, “siapa yang mencari kawan tanpa kekurangan, pasti akan hidup tanpa kawan.” Karena bila kita kecewa terhadap salah satu sikap buruknya pasti kita akan dibuat terperangah dan senang oleh sifatnya yang lain.
5.  Bertobat. Hanya tobat yang tulus yang dapat membuka pintu hati suami dan istri untuk mengertahui kekurangannya, untuk mau memperbaiki diri dan menjalankan segala kewajibannya dihadapan Allah dan terhadap pasangannya.
6.  Jangan mendramatisir persoalan. Bila masing-masing pihak sudah berbaik baikan, akhirilah semua masalah. Bersikaplah lebih baik dalam menghadapi masalah dan jangan mencari kambing hitam. Berkatalah yang baik dan menyejukan hati agar pasangan tidak merasa tehina atau direndahkan.
Akhirnya, kebahagiaan sejati adalah kebahagiaan yang muncul melalui penempaan, gemblengan, dan cobaan. Justru disitulah letak dari seni hidup di dunia ini. 
Read more: http://myhafiezers.blogspot.com/2012/07/cara-membuat-widget-sharing-melayang.html#ixzz28GFX06tY