Mendidik anak untuk bisa pintar mungkin bisa dilakukan oleh siapa
saja. Tetapi mendidik anak untuk mempunyai emosi yang stabil, tidak semua orang
bisa melakukannya. Dibutuhkan orang tua dan guru yang sabar, serius, ulet, serta
mempunyai semangat dedikasi tinggi dalam memahami
Read More..
dinamika kepribadian anak.
Perilaku siswa usia sekolah saat ini banyak dikeluhkan guru. Para guru mengeluh
sikap anak-anak yang sangat sulit di atur emosinya di kelas. Saya bingung, apa
lagi yang harus saya lakukan agar siswa saya bisa duduk dengan tenang selama
pelajaran berlangsung sehingga dapat dengan mudah memahami yang saya ajarkan.
Itulah salah satu contoh keluhan para guru menghadapi siswa yang
hiperaktif.Terhadap kondisi siswa yang demikian, biasanya para guru sangat
susah mengatur dan mendidiknya. Di samping karena keadaan dirinya yang sangat
sulit untuk tenang, juga karena anak hiperaktif sering mengganggu orang lain,
suka memotong pembicaran guru atau teman, dan mengalami kesulitan dalam memahami
sesuatu yang diajarkan guru kepadanya. Selain itu juga, prestasi belajar anak
hiperaktif juga tidak bisa maksimal.Untuk itulah dibutuhkan suatu pendekatan untuk membantu anak-anak
yang hiperaktif tersebut supaya mereka dapat memaksimalkan potensi diri dan
meningkatkan prestasinya. Pendekatan ini yaitu dengan adanya bimbingan
konseling berupa layanan atau treatment yang sesuai dengan kebutuhannya.
Sehingga dengan demikian, diharapkan setiap anak akan memperoleh haknya untuk
mendapatkan pendidikan yang terbaik tanpa terkecuali, karena pengajaran yang
diberikan telah disesuaikan dengan kemampuan dan kesulitan yang dimilikinya.Dalam makalah ini kami merumuskan masalah tentang cara mengatasi
anak hiperaktif, selama berada di sekolah tidak bisa diam. Sering berbicara
walaupun bukan saatnya untuk berbicara. Saat kegiatan belajar sering
kesana-kemari bahkan mengganggu temannya.Definisi Anak HiperaktifGangguan hiperaktif sesungguhnya sudah dikenal sejak sekitar tahun
1900 di tengah dunia medis. Pada perkembangan selanjutnya mulai muncul istilah
ADHD (Attention Deficit/Hyperactivity disorder). Anak hiperaktif adalah anak
yang mengalami gangguan pemusatan perhatian dengan hiperaktivitas (GPPH) atau
attention deficit and hyperactivity disorder (ADHD). Kondisi ini juga disebut
sebagai gangguan hiperkinetik. Dahulu kondisi ini sering disebut minimal brain
dysfunction syndrome.Gangguan hiperkinetik adalah gangguan pada anak yang timbul pada
masa perkembangan dini (sebelum berusia tujuh tahun) dengan ciri utama tidak
mampu memusatkan perhatian, hiperaktif dan impulsif. Ciri perilaku ini mewarnai
berbagai situasi dan dapat berlanjut hingga dewasa.Dr. Seto Mulyadi dalam bukunya “Mengatasi Problem Anak
Sehari-hari“ mengatakan pengertian istilah anak hiperaktif adalah : Hiperaktif
menunjukkan adanya suatu pola perilaku yang menetap pada seorang anak. Perilaku
ini ditandai dengan sikap tidak mau diam, tidak bisa berkonsentrasi dan
bertindak sekehendak hatinya atau impulsif. ADHD adalah sebuah kondisi yang
amat kompleks; gejalanya berbeda-beda.Para ahli mempunyai perbedaan pendapat mengenai hal ini, akan
tetapi mereka membagi ADHD ke dalam tiga jenis yaitu : 1. Tipe anak yang tidak bisa memusatkan perhatian. Mereka sangat mudah terganggu perhatiannya,
tetapi tidak hiperaktif atau Impulsif. Mereka tidak menunjukkan gejala
hiperaktif. Tipe ini kebanyakan ada pada anak perempuan. Mereka
seringkali melamun dan dapat digambarkan seperti sedang berada “di
awang-awang”. 2. Tipe anak yang hiperaktif dan impulsive. Mereka menunjukkan gejala yang sangat hiperaktif
dan impulsif, tetapi bisa memusatkan perhatian. Tipe ini seringkali
ditemukan pada anak- anak kecil. 3. Tipe gabung Mereka sangat mudah terganggu perhatiannya,
hiperaktif dan impulsif. Kebanyakan anak anak termasuk tipe seperti ini.
Jadi yang dimaksud dengan hiperaktif adalah suatu pola perilaku pada seseorang
yang menunjukkan sikap tidak mau diam, tidak terkendali, tidak menaruh
perhatian dan impulsif (bertindak sekehendak hatinya). Anak hiperaktif selalu bergerak
dan tidak pernah merasakan asyiknya permainan atau mainan yang disukai oleh
anak-anak lain seusia mereka, dikarenakan perhatian mereka suka beralih dari
satu fokus ke fokus yang lain. Mereka seakan-akan tanpa henti mencari sesuatu
yang menarik dan mengasikkan namun tidak kunjung datang.Ciri-Ciri Anak HiperaktifAda tiga tanda utama anak yang menderita ADHD, yaitu : a. Inatensi tidak ada perhatianInatensi atau pemusatan perhatian yang kurang
dapat dilihat dari kegagalan seorang anak dalam memberikan perhatian secara
utuh terhadap sesuatu. Anak tidak mampu mempertahankan konsentrasinya terhadap
sesuatu, sehingga mudah sekali beralih perhatian dari satu hal ke hal yang
lain.Ketidak-mampuan memusatkan perhatian pada beberapa hal seperti membaca,
menyimak pelajaran. b. Hiperaktif Energi yang berlebihan gejala hiperaktif dapat
dilihat dari tingkah laku anak yang tidak bisa diam. Anak hiperaktif duduk
dengan tenang merupakan sesuatu yang sulit dilakukan. Anak itu akan berdiri dan
berlari-lari, berjalan ke sana kemari, bahkan memanjat-manjat. di samping itu,
ia cenderung banyak bicara dan menimbulkan suara berisik. c. Impulsif Anak hiperaktif selalu ditandai dengan kesulitan
untuk menunda respon, selalu ada dorongan untuk mengatakan atau melakukan
sesuatu yang tidak terkendali. Dorongan tersebut mendesak untuk diekspresikan
dengan segera tanpa pertimbangan. Misalnya dari gejala impulsif adalah perilaku
yang tidak sabar. Anak tidak sabar untuk menunggu orang menyelesaikan
pembicaraan. Anak akan menyela pembicaraan atau buru-buru menjawab sebelum
pertanyaan selesai diajukan. Bertindak tanpa dipikir, misalnya mengejar bola
yang lari ke jalan raya, menabrak meja waktu berlari di ruangan, atau berbicara
tanpa dipikirkan terlebih dahulu akibatnya. Anak juga tidak bisa untuk menunggu
giliran, seperti antri. Sisi lain dari impulsivitas adalah anak berpotensi
tinggi untuk melakukan aktivitas yang membahayakan, baik bagi dirinya sendiri
maupun orang lain. Selain ketiga gejala di atas, untuk dapat diberikan diagnosis hiperaktif masih
ada beberapa syarat lain. Gangguan di atas sudah menetap minimal 5-6 bulan, dan
terjadi sebelum anak berusia 6-7 tahun. Gejala-gejala tersebut muncul
setidaknya dalam 3 situasi, misalnya di rumah dan di sekolah serta lingkungan
masyarakatAdapun ciri-ciri khusus anak yang hiperaktif
diantaranya ialah sebagai berikut :·Terlalu banyak bicara.
·Sulit menunggu giliran.
·Suka memotong atau menyela pembicaraan.
·Jika diajak bicara tidak dapat memperhatikan
lawan bicaranya
·Selalu menggerak-gerakkan tangan atau kaki
ketika duduk, atau sering menggeliat.
·Sering meninggalkan tempat duduknya.
·Sering berlari-lari atau memanjat secara
berlebihan pada keadaan yang tidak selayaknya.
·Tidak mampu melakukan atau mengikuti kegiatan
dengan tenang.
·Selalu bergerak, seolah-olah tubuhnya didorong
oleh mesin. Juga, tenaganya tidak pernah habis. Problem-problem yang
biasa dihadapi anak hiperaktifProblem di Sekolah Anak tidak mampu
mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh guru dengan baik. Konsentrasi yang
mudah terganggu membuat anak tidak dapat menyerap materi pelajaran secara
keseluruhan. Rentang perhatian yang pendek membuat anak ingin cepat selesai
bila mengerjakan tugas-tugas sekolah. Kecenderungan berbicara yang tinggi akan
mengganggu anak dan teman yang diajak berbicara sehingga guru akan menyangka
bahwa anak tidak memperhatikan pelajaran. Sehingga banyak dijumpai bahwa anak
hiperaktif banyak mengalami kesulitan membaca, menulis, bahasa, dan matematika. Problem di Rumah Dibandingkan dengan anak
yang lain, anak hiperaktif biasanya lebih mudah cemas dan kecil hati. Selain
itu, ia mudah mengalami gangguan psikosomatik (gangguan kesehatan yang
disebabkan faktor psikologis) seperti sakit kepala dan sakit perut. Hal ini
berkaitan dengan rendahnya toleransi terhadap frustasi, sehingga bila mengalami
kekecewaan, ia gampang emosional. Problem di Lingkungan
masyarakat anak hiperaktif
cenderung keras kepala dan mudah marah bila keinginannya tidak segera dipenuhi.
Hambatan-hambatan tersbut membuat anak menjadi kurang mampu menyesuaikan diri
dengan lingkungannya. Anak dipandang nakal dan tidak jarang mengalami penolakan
teman-temannya. Karena sering dibuat jengkel, temen bermain sering
memperlakukan anak secara kurang hangat. Teman-teman kemudian banyak mengontrol,
penuh pengawasan, banyak mengkritik, bahkan memberi hukuman misalnya dengan
cara mengucilkan. Reaksi anakpun menolak dan berontak. Akibatnya terjadi
ketegangan antara teman bermain dengan
anak tersebut sehingga anak tersebut maupun temen bermain menjadi stress, dan
situasi bermain menjadi kurang nyaman. Akibatnya anak menjadi lebih mudah
frustrasi. Kegagalan bersosialisasi di mana-mana menumbuhkan konsep diri yang
negatif. Anak akan merasa bahwa dirinya buruk, selalu gagal, tidak mampu, dan
ditolak. Problem berbicara Anak hiperaktif
cenderung sibuk dengan diri sendiri dan kurang mampu merespon lawan bicara
secara tepat. Sehingga anak hiper
aktif suka berbicara namun pembicaraanya kurang efisien dalam berkomunikasi.
Gangguan pemusatan perhatian membuat dia sulit melakukan komunikasi timbal balik. Problemfisik Banyak anak hiperaktif
yang sulit tidur dan sering terbangun pada malam hari. Selain itu, tingginya
tingkat aktivitas fisik anak juga beresiko tinggi untuk mengalami kecelakaan
seperti terjatuh, terkilir, dan sebagainya.http://sekdancinta.blogspot.com/2012/10/mendidik-anak-untuk-bisa-pintar-mungkin.html
No comments:
Post a Comment